Menulis Feature

By Tanto Yakobus

FEATURE adalah bentuk tulisan yang dalam dan enak untuk disimak. Kisahnya deskriptif, memaparkan peristiwa secara objektif, sehingga bisa membangkitkan bayangan-bayangan kejadian yang sesungguhnya kepada pembaca.

Redaktur Senior Majalah Gatra, Yudhistira ANM Massardi, mengatakan, Feature bukan karya fiksi, tapi karya jusnalistik. Karenanya, Featur harus memiliki satu makna, satu arti, tidak seperti karya sastra yang banyak arti tergantung si pembacanya.

Feature juga disebut karya “sastra jurnalistik” karena sangat bertumpu pada kekuatan diskripsi yakni mampu mengambarkan situasi dan suasana secara rinci, hidup, berkeringat (basah), beraroma, membuka pintu akal, membetot perhatian, meremas perasaan, sehingga imijinasi pembaca terbawa ke tempat peristiwa.

Menulis feature yang baik, penulis harus fokus pada peristiwa atau kejadian, gunakan bahasa yang lugas dan tidak bertele-tele. Seperti membuat judul yang menggoda, lalu kalimat pembuka (lead atau kepala) yang menggigit, lalu hiasi tubuh berita atau cerita dengan ungkapan dan kutipan yang mengelitik, kemudian buat akhir cerita dengan sentakan yang memabukkan.

Unsur penulisan feature menurut Williamson ada 5:
1. Keatifitas (creativity). Laporan feature harus mengkreasikan sudut pandang penulis berdasarkan riset terhadap fakta-fakta yang telah ditelusuri.
2. Subjektivitas (subjectivity). Sangat mungkin menggunakan sudut pandang orang pertama, atau “saya” dengan emosi campur nalar, sebagai cara mendapatkan fakta-fakta.
3. Informatif (informativeness). Materi laporan tentang hal yang ringan, namun berguna bagi masyarakat. Seperti situasi saat peristiwa terjadi dan tidak diliput media lain.
4. Menghibur (entertainment). Laporan harus berwarna-warni terhadap berita-berita rutin seperti pembunuhan, selingkuh, bencana alam dll, sehingga pembaca larut dalam kesedihan atau malah tertawa terbahak-bahak.
5. Tidak Dibatasi Waktu (unperishable). Bahwa feature tidak lapuk dimakan deadline, karena topiknya dibahas secara mendalam.

Struktur tulisan feature cukup panjang. Penyajiannya terbagi dalam tiga bagian yakni: Awal (beginnings), Tengah (middles), dan Akhir (ends). Ketiga bagian ini mesti menyatu dalam keutuhan yang padu. Jadi laporannya tidak bisa dipotong-potong begitu saja. Editing feature harus hati-hati, bila ceroboh akan merusak seluruh isi tulisan.

Feature orisinal karena muatan isinya mengandung nilai Human Interest. Human interest disini berarti segala apa yang menjadi minat, perhatian, atau kepentingan masyarakat. Karenanya, dalam menulis feature justru mementingkan deskripsi. Sebab deskripsi membangkitkan bayang-bayang kejadian sesungguhnya di benak pembaca. Itulah yang membuat feature punya daya greget. Greget kerana orisinalitas dari laporan dan pendeskripsiannya. Namun penulis juga harus patuh pada standar jurnalistik, yakni verifikasi informasi atau fakta atau peristiwa.
Karena disiplin verifikasi, tak jarang feature memiliki keunikan. Berbagai anekdot, yang faktual, seolah masuk begitu saja, mengalir dalam bagian-bagian pengisahannya. Daya sedot tulisannya dipenuhi antara lain oleh pelbagai tuturan (faktual) mengenai orang dan aktivitasnya.

1 komentar:

saya lagi nyoba buat nulis nih.. tapi ko stuck yah? ada tips ga biar bisa ngalir nulisnya? hehe :p

5 Mei 2008 pukul 00.46  

Posting Lebih Baru Beranda